Pada hari Minggu (25/9) 2011, Induk Balerante 14 9.070 menyelenggarakan acara Syawalan bertempat di halaman Ponpin ( induk balerante ), kediaman Mbah Adi Prayitno, Dukuh Gondang, Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Klaten. Ratusan relawan dari berbagai komunitas telah menghadiri acara ini. Selain sebagai ajang bermaaf-maafan, acara ini sekaligus sebagai media temu kangen, ajang silatruhami sekaligus memupuk semangat kerelawanan.
Acara ini dihadiri Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Drs Moch Riyadi Msi, Pengurus YKPU Basuno, Sekretaris BPBD Klaten Joko Rukminto, Ketua RAPI Klaten Joko, dan unsur perwakilan Muspika Cangkringan, Sleman.
Kepala BMKG mengemukakan tentang potensi bencana Yogyakarta. Yakni untuk sisi Selatan merupakan pertemuan lempeng yang potensial menyebabkan terjadinya gempa maupun tsunami. Untuk wilayah tengah, juga sangat rawan terjadi gempa bumi, seperti halnya gempa bumi tahun 2006 yang menyebabkan ribuan jiwa meninggal. Sedangkan untuk wilayah utara, sangat rawan bencana erupsi Merapi.
Bupati Klaten Sunarno SE MHum dalam sambutanya yang dibacakan oleh Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Joko Rukminto mengemukakan, erupsi 2006 dan 2010 telah memaksa untuk melihat arti pentingnya informasi dan komunikasi. Pada saat itulah Induk Balerante telah menunjukkan eksistensinya melakukan pantauan visual Merapi dan menginformasikannya kepada masyarakat luas, sehingga bisa menekan jatuhnya korban jiwa. “Terlihat arti pentingnya informasi dan komunikasi peran serta masyarakat, sehingga bencana bisa ditangani secara optimal,” kata Bupati Klaten.
Ketua RAPI Klaten Joko mengatakan, mendukung legalisasi Induk Balerante serta frekwensi 149.070 yang saat ini ditangani pemkab Klaten. Joko berharap para anggota komunitas tidak terpancing hal-hal yang memicu terjadinya perpecahan. “Mari kita gunakan frekwensi sebaik-baiknya untuk membantu masyarakat, jangan sampai terpancing segala hal yang bisa memeicu perpecahan,” kata Joko.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar